Doa Malam Lailatul Qadar dan 10 Hari Terakhir Ramadhan

Doa Malam Lailatul Qadar dan 10 Hari Terakhir Ramadhan

Alhamdulilah segala puji bagi Allah atas segala nikmat dan karunia-Nya yang telah diberikan kepada kita semua, hingga khususnya hari ini kita masih diberikan kesempatan untuk bisa beribadah di bulan Ramadhan.

Tak terasa kita hampir berada di penghujung bulan Ramadhan, kalau dilihat dari penanggalan hijriah, maka tepat hari ini kita sudah memasuki tanggal 19 Ramadhan. Itu artinya sebentar lagi kita akan memasuki 10 hari terakhir bulan Ramadhan.

Bicara mengenai 10 hari terakhir bulan Ramadhan, terdapat sebuah keistimewaan di dalamnya. Hal yang membuat istimewa yaitu, adanya satu malam diantara 10 hari terakhir tersebut yang jika kita beribadah dengan sungguh-sungguh maka, itu lebih baik dari beribadah selama 1000 bulan. Malam yang agung itu kita kenal dengan istilah malam Lailatul Qadar.

Dengan demikian, bisa dikatakan bahwa bulan Ramadhan sangat berkaitan dengan lailatul qadar, terkhusus di sepuluh hari terakhir Ramadhan. Lailatul qadar hanya bisa kita jumpai pada bulan Ramadhan, tidak untuk bulan-bulan lainnya, ini juga merupakan keistimewaan lain dari lailatul qadar dan bulan Ramadhan.

Doa Malam Lailatul Qadar

Bacaan Doa malam Lailatul Qadar

Pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan atau malam lailatul qadar kita sangat dianjurkan untuk memperbanyak amal shalih, karena Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam juga memperbanyak ibadah di sepuluh hari terakhir Ramadhan.

Salah satu amalan yang bisa kita lakukan yaitu, dengan memperbanyak doa. Adapun doa yang direkomendasikan oleh Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika ditanya oleh istrinya Aisyah r.a. mengenai apa yang harus dikatakan jika mengetahui suatu malam adalah lailatul qadar, sebagai berikut :

اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّى

Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu anni

Artinya : “Ya Allah sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf yang menyukai permintaan maaf, maafkanlah aku.”

Lantas yang menjadi pertanyaan berikutnya, bagaimana kita mengetahui bahwa suatu malam tersebut merupakan malam lailatul qadar?

Kapan Malam Lailatul Qadar?

Ada sebagian ulama yang berpendapat bahwa lailatul qadar menetap tanggalnya yaitu di malam 27 Ramadhan. Pendapat lain menurut jumhur ulama, setiap tahun berpindah-pindah di malam ganjil sepuluh hari terakhir Ramadhan.

Untuk penjelasan lengkapnya bisa Anda saksikan penjelasan dari Ustadz Dr. Firanda Andirja, MA dalam cuplikan video ceramah beliau berikut ini :

 

Walau tidak disebutkan secara pasti mengenai kapan tepat terjadinya malam lailatul qadar, teradapat beberapa tanda yang menunjukkan malam lailatul qadar. Apa saja tanda-tanda tersebut?

Tanda Malam Lailatul Qadar

Matahari akan terbit pada pagi harinya dalam keadaan jernih, tidak ada sinar. Dari Ubay bin Ka’ab, ia berkata,

هِىَ اللَّيْلَةُ الَّتِى أَمَرَنَا بِهَا رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- بِقِيَامِهَا هِىَ لَيْلَةُ صَبِيحَةِ سَبْعٍ وَعِشْرِينَ وَأَمَارَتُهَا أَنْ تَطْلُعَ الشَّمْسُ فِى صَبِيحَةِ يَوْمِهَا بَيْضَاءَ لاَ شُعَاعَ لَهَا.

“Malam itu adalah malam yang cerah yaitu malam ke dua puluh tujuh (dari bulan Ramadlan). Dan tanda-tandanya ialah, pada pagi harinya matahari terbit berwarna putih tanpa sinar yang menyorot. (HR. Muslim no. 762)

Kemudian, pada hadist yang diriwayatkan oleh Ath Thoyalisi dan Al Baihaqi dalam Syu’abul Iman, disebutkan bahwa malam lailatul qadar udara dan angin sekitar terasa tenang.

لَيْلَةُ القَدَرِ لَيْلَةٌ سَمْحَةٌ طَلَقَةٌ لَا حَارَةً وَلَا بَارِدَةً تُصْبِحُ الشَمْسُ صَبِيْحَتُهَا ضَعِيْفَةٌ حَمْرَاء

“Lailatul qadar adalah malam yang penuh kemudahan dan kebaikan, tidak begitu panas, juga tidak begitu dingin, pada pagi hari matahari bersinar tidak begitu cerah dan nampak kemerah-merahan.”

Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits tersebut shahih. Lihat Shahihul Jaami’ no. 5475.

Baca Juga : 3 Waktu Terkabulnya Doa di Bulan Ramadhan

Doa Malam Nuzulul Quran dan Peristiwa Penting 17 Ramadhan

Doa Malam Nuzulul Quran dan Peristiwa Penting 17 Ramadhan

Alhamdulilah segala puji bagi Allah atas segala nikmat dan karunianya kita masih diberikan umur untuk bisa berjumpa di bulan Ramadhan 1440 H ini. Tidak terasa sekarang kita sudah berada di pertengahan bulan Ramadhan, yang sebentar lagi kita akan memasuki tanggal 17 Ramadhan.

Berbicara mengenai 17 Ramadhan, selalu dikaitkan dengan sebuah peristiwa yaitu, diturunkannya Al-Qur’an kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Peristiwa tersebut kita kenal sebagai Nuzulul Qur’an.

Nuzulul Qur’an diperingati setiap 17 Ramadhan, dan artikel ini dipublikasikan pada tanggal 16 Ramadhan (21/05) siang, yang berarti Nuzulul Quran tahun 2019 atau 1440 H ini jatuh pada hari Selasa (21/05) nanti malam. Karena seperti yang kita ketahui bahwa pergantian tanggal hijriah terjadi pada waktu Maghrib.

Doa Malam Nuzulul Quran

Dalam memperingati malam Nuzulul Quran bisa dilakukan dengan membaca Al Quran, memperbanyak dzikir, mengerjakan sholat sunnah malam melengkapi sholat wajib, dan berdoa kepada Allah.

Adapun doa yang bisa diamalkan ketika malam Nuzulul Quran diantaranya sebagai berikut:

اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ العَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي

Allahumma Innaka ‘Afuwwun Tukhibbul Afwa Fa’fu ‘Anni

Artinya: Ya Allah, sesungguhnya engkau Maha pemaaf dan engkau menyukai ampunan maka ampunilah aku.

Bacaan doa diatas merupakan doa yang disabda kan oleh Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, ketika ditanya oleh istrinya yang bernama Siti Aisyah, perihal doa yang paling baik saat mendapatkan malam Lailatul Qadar.

Peristiwa-Peristiwa Penting 17 Ramadhan

Pada tanggal 17 Ramadhan, selain momen diturunkannya Al-Qur’an, ternyata terdapat beberapa peristiwa lain yang sangat penting dalam sejarah Islam. Apa saja peristiwa bersejarah tersebut? Berikut ulasan peristiwa yang pernah terjadi di 17 Ramadhan, yang berhasil penulis rangkum dari berbagai sumber.

1. Kemenangan Perang Badar

Kemenangan besar Perang Badar terjadi pada 17 Ramadhan 2 Hijriah (13 Maret 624) di lembah Badar. Pasukan Muslim dengan 313 prajurit berhasil mengalahkan pasukan Quraisy dengan jumlah lebih dari 3 kali lipat pasukan Muslim, atau tepatnya 1.000 prajurit pasukan Quraisy.

Perang Badar merupakan pertempuran besar pertama antara umat Islam melawan musuh-musuhnya. Kemenangan dalam perang Badar menjadi tonggak perjuangan umat muslim yang dipimpin Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam melawan pasukan Quraisy yang selama 13 tahun melakukan penindasan terhadap kaum muslimin.

Setelah berperang habis-habisan kurang lebih dua jam, pasukan Muslim berhasil menghancurkan barisan pertahanan pasukan Quraisy, yang kemudian mundur dalam kekacauan.

2. Wafatnya Aisyah binti Abu Bakar

Aisyah r.a. adalah salah satu istri Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam  yang paling muda dan masih perawan ketika dinikah beliau. Walau usianya yang masih muda, tidak menghalangi kemampuannya untuk mendampingi pribadi agung Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Aisyah merupakan putri kesayangan Abu Bakar r.a. yang lahir di Makkah 8 tahun sebelum Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam  hijrah atau 614 M. Aisyah wafat pada tanggal 17 Ramadhan, bertepatan pada tahun 57 H. ada pula yang berpendapat 58 H. di usianya yang ke 67 tahun.

Semasa hidupnya sepeninggal Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, Aisyah menjadi tempat bertanya bagi umat tentag berbagai persoalan. Ia juga sering diminta nasihat oleh para sahabat tentang urusan-urusan pemerintahan.

3. Pembunuhan Ali bin Abi Thalib

Dilansir dari kisahmuslim.com, Abdurrahman bin Amr. Yang dikenal dengan Ibnu Muljam merupakan seorang khawarij, ia mempunyai rencana busuk untuk membunuh sepupu sekaligus mantu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, yaitu Ali bin Abi Thalib.

Untuk melaksanakan misinya tersebut ia ditemani oleh seseorang bernama Wardan dan merekrut Syabib bin Barjah yang juga merupakan veteran Perang Nahrawan.

Ibnu Muljam menginstruksikan misi akan dilaksanakan pada tanggal 17 Ramadhan. “Malam itulah aku membuat kesepakatan dengan teman-temanku untuk membunuh target masing-masing,” kata Ibnu Muljam. Ia menyabet pedang beracunnya dan tepat mengenai kepala Ali meskipun hanya tergores kecil, tapi cukup membuat racunnya bekerja dengan cepat. Dua hari kemudian, Ali wafat pada malam 21 Ramadhan 40 hijriah.

Baca Juga : 3 Waktu Terkabulnya Doa di Bulan Ramadhan

Itulah Doa dan Peristiwa penting dalam Islam yang pernah terjadi pada tanggal 17 Ramadhan. Semoga bermanfaat dan jangan lupa untuk bagikan artikel ini kepada keluarga, sahabat dan teman Anda. Sebarkan ilmu, luaskan manfaat 🙂

3 Waktu Terkabulnya Doa di Bulan Ramadhan

3 Waktu Terkabulnya Doa di Bulan Ramadhan

Kita sebagai umat muslim tentu menyambut Ramadhan dengan rasa gembira. Bulan yang di dalamnya terdapat malam yang lebih baik dari 1000 bulan tersebut, sangat dinantikan oleh umat muslim diseluruh dunia.

Pada bulan Ramadhan segala amal ibadah kita akan dilipatgandakan oleh Allah. Bukan hanya itu saja, doa-doa yang kita panjatkan kepada Allah juga dipercaya mudah dikabulkan. Ada beberapa waktu doa paling mustajab di bulan puasa.

Di surah Al-Baqarah ayat 186, Allah SWT berfirman,

وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ

“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdo’a apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.”

Dalam Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim, 2:66, diterangkan oleh Ibnu Katsir rahimahullah bahwa masalah ini disebutkan di sela-sela penyebutan hukum puasa. Ini menunjukkan mengenai anjuran memperbanyak do’a ketika bulan itu sempurna, bahkan diperintahkan memperbanyak do’a tersebut di setiap kali berbuka puasa.

Dari pernyataan yang disebutkan oleh Ibnu Katsir menunjukkan bahwa bulan Ramadhan merupakan salah satu waktu yang paling mustajab dalam berdoa. Akan tetapi, doa itu mudah dikabulkan apabila seseorang mempunyai keimanan yang benar.

Ibnu Taimiyah berkata, “Terkabulnya do’a itu dikarenakan benarnya i’tiqod, kesempurnaan ketaatan karena di akhir ayat disebutkan, ‘dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran’.” (Majmu’ah Al Fatawa, 14: 33-34).

Dilansir dari rumaysho.com (17/05), terdapat tiga waktu terkabulnya doa di bulan Ramadhan. Kapan saja kah waktu tersebut?

1. Berdoa di Waktu Sahur

Waktu sahur bukanlah sekedear waktu untuk menyantap makanan. Waktu sahur merupakan salah satu waktu yang mustajab untuk memanjatkan doa kepada Allah, untuk memohon setiap hajat-hajat kita.

Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

تَسَحَّرُوا فَإِنَّ فِى السَّحُورِ بَرَكَةً

“Makan sahurlah kalian karena dalam makan sahur terdapat keberkahan.” (HR. Bukhari no. 1923 dan Muslim no. 1095).

Dalam Syarh Shahih Muslim, 9:182, Imam Nawawi berkata bahwa bentuk keberkahan makan sahur di antaranya adalah karena waktu itu orang bangun, ada dzikir dan do’a pada waktu mulia tersebut. Saat itu adalah waktu diturunkannya rahmat serta diterima doa dan istighfar.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda,

يَنْزِلُ رَبُّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا حِينَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الآخِرُ يَقُولُ مَنْ يَدْعُونِى فَأَسْتَجِيبَ لَهُ مَنْ يَسْأَلُنِى فَأُعْطِيَهُ مَنْ يَسْتَغْفِرُنِى فَأَغْفِرَ لَهُ

“Rabb kita tabaraka wa ta’ala turun ke langit dunia ketika tersisa sepertiga malam terakhir. Lantas Allah berfirman, “Siapa saja yang berdo’a kepada-Ku, maka akan Aku kabulkan. Siapa yang meminta kepada-Ku, maka Aku beri. Siapa yang meminta ampunan kepada-Ku, maka akan Aku ampuni.” (HR. Bukhari, no. 1145 dan Muslim, no. 758).

Ibnu Hajar juga menjelaskan hadits di atas dengan berkata, “Do’a dan istighfar di waktu sahur mudah dikabulkan.” (Fath Al-Bari, 3: 32).

2. Saat Berpuasa

Bulan suci Ramadhan adalah momentum untuk kita berdoa serta terkabulnya sebuah doa. Kita dianjurkan untuk memperbanyak doa dan mintalah dengan kesungguhan hati.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ثَلاَثَةٌ لاَ تُرَدُّ دَعْوَتُهُمُ الصَّائِمُ حَتَّى يُفْطِرَ وَالإِمَامُ الْعَادِلُ وَدَعْوَةُ الْمَظْلُومِ

“Tiga orang yang do’anya tidak tertolak: orang yang berpuasa sampai ia berbuka, pemimpin yang adil, dan do’a orang yang dizalimi.” (HR. Ahmad 2: 305. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa hadits ini shahih dengan berbagai jalan dan penguatnya)

Imam Nawawi rahimahullah berkata, “Disunnahkan orang yang berpuasa untuk memperbanyak do’a demi urusan akhirat dan dunianya, juga ia boleh berdo’a untuk hajat yang ia inginkan, begitu pula jangan lupakan do’a kebaikan untuk kaum muslimin secara umum.” (Al-Majmu’, 6: 273)

Hakikat berdoa adalah kita selalu bergantung kepada Allah, sehingga doa merupakan kebutuhan kita sebagai orang mukmin. Bagi wanita haid di bulan Ramadhan, dianjurkan juga untuk berdoa dengan maksimal.

Baca Juga : 10 Amalan ini Dianjurkan Bagi Wanita Haid di Bulan Ramadhan

3. Ketika Berbuka Puasa

Waktu berbuka puasa adalah waktu mustajabnya doa, maka dianjurkan untuk memohon setiap hajat kita, hajat apa pun itu. Amalan ini berlaku untuk puasa wajib di bulan Ramadhan maupun puasa sunnah, karena hadistnya adalah mutlak untuk setiap puasa.

Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ثَلاَثَةٌ لاَ تُرَدُّ دَعْوَتُهُمُ الإِمَامُ الْعَادِلُ وَالصَّائِمُ حِينَ يُفْطِرُ وَدَعْوَةُ الْمَظْلُومِ

“Ada tiga orang yang do’anya tidak ditolak : (1) Pemimpin yang adil, (2) Orang yang berpuasa ketika dia berbuka, (3) Do’a orang yang terzalimi.” (HR. Tirmidzi no. 2526, 3598 dan Ibnu Majah no. 1752. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadits ini hasan). Dalam Tuhfah Al-Ahwadzi (7: 278) disebutkan bahwa kenapa do’a mudah dikabulkan ketika berbuka puasa yaitu karena saat itu, orang yang berpuasa telah menyelesaikan ibadahnya dalam keadaan tunduk dan merendahkan diri.

 

10 Amalan ini Dianjurkan Bagi Wanita Haid di Bulan Ramadhan

10 Amalan ini Dianjurkan Bagi Wanita Haid di Bulan Ramadhan

Bulan Ramadhan merupakan ladang bagi umat muslim untuk bisa mendapatkan pahala berkali-kali lipat. Banyak sekali amalan yang bisa dilakukan di bulan Ramadhan ini. Bahkan, di sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan terdapat malam kemuliaan yang lebih baik dari seribu bulan, yakni lailatul qadar.

Jika Anda sebagai orang tua ingin mengaqiqahkan anaknya di bulan Ramadhan, sangat direkomendasikan, karena bisa mendapat pahala berkali-kali lipat. Adapun Hukum Aqiqah di Bulan Ramadhan itu diperbolehkan.

Anda bisa menggunakan jasa aqiqah dari Pelangi Aqiqah, praktis dan tidak akan membuat Anda repot. Klik Daftar Harga untuk melihat paket yang tersedia, atau bisa langsung bertanya ke CS kami melalui nomor WhatsApp 0813-9000-0606 (Asiah).

Lanjut ke materi pembahasan, pada masa menstruasi atau haid yang menyebabkan tidak diperbolehkan mengamalkan amalan tertentu ketika haid. Dalam kitab fiqih Taqrib karangan Imam Abu Syuja’ disebutkan bahwa ada delapan amalan dan ibadah yang tidak boleh dilakukan ketika sedang haid.

Kitab tersebut menjelaskan amalan yang tidak diperbolehkan untuk wanita yang sedang haid diantaranya adalah shalat, puasa, menyentuh dan membawa mushaf.

Sebagai wanita tidak perlu bersedih, haid merupakan anugerah dari Allah untuk kaum wanita. Masih ada amalan-amalan lainnya di bulan Ramadhan yang bisa dilakukan ketika sedang haid. Berikut ini adalah 10 Amalan yang Dianjurkan Bagi Wanita Haid di Bulan Ramadhan :

Memberi Makan Orang yang Berbuka Puasa

program berbagi kebahagiaan pelangi aqiqah
Program Berbagi Kebahagiaan (Foto: Pelangi Aqiqah)

Menyiapkan dan memberi makan orang yang berbuka puasa merupakan salah satu peluang amal yang bisa dilakukan ketika wanita sedang haid. Bahkan dalam hadist Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam dijelaskan bahwa, memberi makan bagi orang yang berbuka puasa, pahalanya sama dengan orang yang berpuasa tersebut.

مَنْ فَطَّرَ صَائِمًا كَانَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِهِ غَيْرَ أَنَّهُ لاَ يَنْقُصُ مِنْ أَجْرِ الصَّائِمِ شَيْئًا

“Siapa memberi makan orang yang berpuasa, maka baginya pahala seperti orang yang berpuasa tersebut, tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa itu sedikit pun juga.” (HR. Tirmidzi no. 807, Ibnu Majah no. 1746, dan Ahmad 5/192, dari Zaid bin Kholid Al Juhani. At Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan shahih. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih.)

Subhanallah, sungguh luar biasa pahala orang yang memberi makan kepada orang yang berbuka puasa. Sebagai info saja, bahwa Pelangi Aqiqah sedang membuka program Untuk Berbagi Kemudahan dalam Berbagi Berkah Selama Bulan Ramadhan, hanya dengan bersedekah 25.000/box Anda sudah berpartisipasi dalam program tersebut. Info selengkapnya silakan hubungi CS kami di nomor 0813-9000-0606 (Asiah).

Memperbanyak Istighfar Kepada Allah

Sebagai seorang manusia biasa tentu kita tidak akan pernah luput dari yang namanya kesalahan atau perbuatan dosa, baik itu secara sadar maupun tanpa kita sadari. Oleh karena itu, dianjurkan untuk selalu memohon ampunan dengan perbanyak membaca istighfar kepada Allah.

Salah satu bacaan istighfar adalah sebagai berikut :

أَسْتَغْفِرُ اللَّهَ الْعَظِيْمَ الَّذِيْ لاَ إِلَـٰهَ إِلاَّ هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّوْمُ وَأَتُوْبُ إِلَيْهِ

Aku minta ampun kepada Allah Yang Maha Agung, tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Dia, Yang Hidup dan terus-menerus mengurus makhlukNya, dan aku bertaubat kepada-Nya. (HR. Abu Dawud 2/85, At-Tirmidzi 5/569, Al-Hakim)

Dalam salah satu riwayat hadist disebutkan bahwa Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam beristighfar lebih dari 70 kali dalam sehari :

وَاللَّهِ إِنِّى لأَسْتَغْفِرُ اللَّهَ وَأَتُوبُ إِلَيْهِ فِى الْيَوْمِ أَكْثَرَ مِنْ سَبْعِينَ مَرَّةً

“Demi Allah, aku sungguh beristighfar pada Allah dan bertaubat pada-Nya dalam sehari lebih dari 70 kali.” (HR. Bukhari no. 6307).

Membaca istighfar untuk memohon ampunan kepada Allah boleh di amalkan untuk wanita haid.

Memperbanyak Dzikir

memperbanyak istighfar di bulan ramadhan
Memperbanyak Dzikir

Dzikir artinya mengingat Allah, salah satu amalan yang bisa dilakukan ketika sedang haid. Selain itu, dzikir juga memang dianjurkan untuk siapapun dan kapanpun. Ada banyak keutamaan berdzikir, salah satunya adalah kita akan diingat oleh Allah, seperti yang disebutkan dalam ayat,

فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ

“Maka ingatlah pada-Ku, maka Aku akan mengingat kalian.” (QS. Al Baqarah: 152).

Seandainya tidak ada keutamaan dzikir selain yang disebutkan dalam ayat ini, maka sudahlah cukup keutamaan yang disebut.

Berdoa Dengan Maksimal

Doa merupakan senjata orang mukmin. Hakikat berdoa adalah kita selalu bergantung kepada Allah, sehingga doa merupakan kebutuhan kita sebagai orang mukmin. Bulan Ramadhan penuh dengan keistimewaan yang menawarkan banyak sekali pahala dan ampunan.

Sehingga berdoa di bulan Ramadhan merupakan peluang yang sangat bagus bagi orang mukmin untuk berdoa, termasuk wanita haid.

Dari Abu Hurairah, Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لَيْسَ شَيْءٌ أَكْرَمَ عَلَى اللَّهِ تَعَالَى مِنَ الدُّعَاءِ

“Tidak ada sesuatu yang lebih besar pengaruhnya di sisi Allah Ta’ala selain do’a.” (HR. Tirmidzi no. 3370, Ibnu Majah no. 3829, Ahmad 2/362. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan.)

Mendengar Bacaan Al-Qur’an

Ada perbedaan pendapat ulama mengenai hukum membaca Al-Qur’an ketika sedang haid. Namun, tidak ada larangan untuk mendengarkan bacaan Al-Qur’an saat haid. Kita akan mendapat rahmat Allah ketika mendengarkan bacaan Al-Qur’an.

وَإِذَا قُرِئَ الْقُرْآنُ فَاسْتَمِعُوا لَهُ وَأَنْصِتُوا لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ

“Dan apabila dibacakan Alquran, maka dengarkanlah baik-baik, dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat.” (Al-A’raf Ayat 204)

Membaca atau Mengamalkan Asmaul Husna

Amalan berikutnya adalah mengamalkan Asmaul Husna, bagi wanita yang haid dipebolehkan untuk membaca dan mengamalkan Asmaul Husna. Selain menambah pahala, mengamalkannya juga bisa mendatangkan banyak manfaat, salah satunya adalah membuka pintu rezeki.

Dalam asmaul husna ada beberapa nama yang menunjukkan bahwa Allah maha kaya, dan jika dibaca secara rutin niscaya pintu rezeki kita akan terbuka yaitu  al-mughni, al ghaniyyu, dan lainnya.

Memperbanyak Sholawat Nabi

Dikutip dari situs www.nu.or.id shalawat nabi secara harfiah berarti doa kita agar Allah menambahkan belas kasih dan keagungan kepada-Nya. Shalawat dan salam adalah permohonan rahmat Allah yang datang silih berganti untuk Nabi Muhammad SAW. Shalawat dan salam harus diniatkan sebagai salah satu bentuk tawasul kita kepada Allah dalam meluluskan hajat kita.

Jika kita bersholawat atas Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam maka Allah akan mengahpuskan 10 kesalahan dari kita dan ditinggikan 10 derajat. Sesuai dengan hadist yang berbunyi :

مَنْ صَلَّى عَلَيَّ صَلَاةً وَاحِدَةً صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ عَشْرَ صَلَوَاتٍ وَحُطَّتْ عَنْهُ عَشْرُ خَطَيَاتٍ وَرُفِعَتْ لَهُ عَشْرُ دَرَجَاتٍ

“Barangsiapa yang bersholawat kepadaku satu kali, maka Allah bersholawat kepadanya 10 kali shalawat, dihapuskan darinya 10 kesalahan, dan ditinggikan baginya 10 derajat.” (HR. an-Nasa’i).

Bahkan dengan kita memperbanyak sholawat, maka pada hari kiamat akan mendapat syafaat Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.

مَنْ صَلَّى عَلَيَّ حِينَ يُصْبِحُ عَشْرًا وَحِينَ يُمْسِي عَشْرًا أَدْرَكَتْهُ شَفَاعَتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ

“Barangsiapa yang bersholawat kepadaku di pagi hari 10 kali dan di sore hari 10 kali, maka dia akan mendapatkan syafaatku pada hari kiamat.” (HR. at-Tabrani).

Memperbanyak Bersedekah

memperbanyak sedekah
Ilustrasi bersedekah

Allah mencintai orang dermawan dan menjanjikan bahwa sedekah tidak akan membuat miskin, malah justru semakin kaya. Sedekah dianjurkan di setiap waktu selagi kita mempunyai kelapangan baik tenaga, pikiran, maupun harta.

Namun, sedekah yang paling utama adalah di Bulan Ramadhan, sesuai dengan hadist berikut ini :

عَنْ اَنَسٍ قِيْلَ يَارَسُولَ اللهِ اَيُّ الصَّدَقَةِ اَفْضَلُ؟ قَالَ: صَدَقَةٌ فِى رَمَضَانَ

Artinya, “Dari Anas RA, sahabat bertanya, ‘Wahai Rasulullah, sedekah apa yang paling utama?’ Rasulullah SAW menjawab, ‘Sedekah di bulan Ramadhan,’” (HR At-Tirmidzi).

Kita ketahui bahwa Rasulullah merupakan suri tauladan yang baik, beliau adalah orang yang paling murah hati. Namun di bulan Ramadhan, kemurahan hati Rasulullah SAW tampak lebih-lebih daripada di bulan lainya.

كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَجْوَدَ النَّاسِ وَكَانَ أَجْوَدُ (أَجْوَدَ) مَا يَكُونُ فِي رَمَضَانَ

Artinya, “Rasulullah SAW adalah orang paling murah hati. Ia semakin murah hati di bulan Ramadhan,” (HR Bukhari dan Muslim).

Mencari Ilmu

Sebagai orang yang beriman, mencari ilmu hukumnya adalah wajib. Ilmu merupakan kunci dari segala kebaikan, orang yang berilmu pasti rendah hati. Diantara banyaknya keutamaan mencari ilmu, yaitu Allah akan memudahkan jalannya menuju surga.

وَمَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ

“Siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR. Muslim, no. 2699)

Tidak ada ilmu tanpa amalan dan tidak ada amalan tanpa ilmu.

Membangunkan Orang Sahur

Jika sebelumnya sudah disebutkan bahwa menyiapkan dan memberi makan kepada orang yang berbuka puasa merupakan amalan yang besar pahalanya. Maka, membangunkan orang sahur juga termasuk amalan yang bisa dilakukan ketika sedang haid.

Hal itu dikarenakan, sekecil apapun kebaikan yang kita lakukan, bahkan walau seberat dzarrah pun kita akan mendapatkan balasan atas kebaikan tersebut.

فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ * وَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُ

“Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrah pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula” (QS. Az Zalzalah: 7-8).

Itulah 10 Amalan yang Dianjurkan Bagi Wanita Haid di Bulan Ramadhan, semoga bermanfaat. Jangan lupa untuk membagikan artikel ini kepada keluarga, sahabat dan teman Anda. Seperti yang sudah dipaparkan sebelumnya, kebaikan sekecil apapun akan mendapat balasan atas kebaikan yang dilakukan.

Sebarkan ilmu, luaskan manfaat ?