Makna Hujan yang Perlu Kita Ketahui

Makna Hujan yang Perlu Kita Ketahui

Akhir-akhir ini sebagian wilayah Indonesia sedang mengalami musim hujan dengan intensitas curah hujan yang cukup tinggi. Momentum awal tahun yang disambut dengan guyuran air hujan menjadi fenomena yang tidak terelakkan di tahun 2020.

Seringkali hujan yang datang merupakan hujan yang ditunggu-tunggu, terutama oleh para petani, yang mungkin berbulan-bulan merasa kesulitan air dan mengalami kekeringan. Akan tetapi, tidak sedikit pula orang yang menyambut hujan dengan penuh antisipasi akan datangnya banjir, macet atau bencana alam lain di wilayah-wilayah tertentu.

Sebelum melanjutkan, penulis mewakili segenap tim Pelangi Aqiqah mengucapkan turut berduka cita yang mendalam kepada para korban banjir di Jakarta dan sekitarnya, juga kepada para korban tanah longsor yang terjadi di kawasan Bogor. Semoga amal ibadah para korban yang meninggal diterima disisi Allah SWT dan diberi ketabahan kepada keluarga yang terdampak.

Makna Hujan Dalam Islam

Apabila kita renungi lebih dalam lagi, setiap apa yang diciptakan dan diberikan oleh Allah SWT kepada kita sebagai hamba-Nya sudah pasti tidak akan sia-sia, karena mempunyai makna tersendiri, termasuk hujan. Dilansir dari dalamislam.com, Berikut ini adalah beberapa makna hujan dalam Islam:

Allah Memenuhi Kebutuhan Semua Makhluk-Nya

Hujan maknanya Allah SWT memenuhi kebutuhan semua makhkluk-Nya. Dengan adanya hujan, tumbuh-tumbuhan akan kembali subur karena tidak kekeringan, hewan-hewan bisa mendapat minum yang cukup, dan manusia juga bisa memenuhi kebutuhannya.

Dalam surat al Anbiya’ ayat 30, Allah SWT berfirman:

أَوَلَمْ يَرَ الَّذِينَ كَفَرُوا أَنَّ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ كَانَتَا رَتْقًا فَفَتَقْنَاهُمَا ۖ وَجَعَلْنَا مِنَ الْمَاءِ كُلَّ شَيْءٍ حَيٍّ ۖ أَفَلَا يُؤْمِنُونَ

Artinya: “Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?”

Menurut Al Baghowi, tafsir ayat di atas “Kami menghidupkan segala sesuatu menjadi hidup dengan air yang turun dari langit yaitu menghidupkan hewan, tanaman dan pepohonan. Air hujan inilah sebab hidupnya segala sesuatu”.

Menunjukkaan Kebesaran Allah

Sebelum para ilmuwan masa kini mengetahui proses terjadinya hujan berkat kemajuan teknologi yang dimiliki, Allah SWT telah menunjukkan kebesaran ilmu-Nya dengan menjelaskan proses hujan dalam Al-Quran surah An Nur ayat 43:

أَلَمْ تَرَ أَنَّ اللَّهَ يُزْجِي سَحَابًا ثُمَّ يُؤَلِّفُ بَيْنَهُ ثُمَّ يَجْعَلُهُ رُكَامًا فَتَرَى الْوَدْقَ يَخْرُجُ مِنْ خِلَالِهِ وَيُنَزِّلُ مِنَ السَّمَاءِ مِنْ جِبَالٍ فِيهَا مِنْ بَرَدٍ فَيُصِيبُ بِهِ مَنْ يَشَاءُ وَيَصْرِفُهُ عَنْ مَنْ يَشَاءُ ۖ يَكَادُ سَنَا بَرْقِهِ يَذْهَبُ بِالْأَبْصَارِ

Artinya: “Tidaklah kamu melihat bahwa Allah mengarak awan, kemudian mengumpulkan antara (bagian-bagian)nya, kemudian menjadikannya bertindih-tindih, maka kelihatanlah olehmu hujan keluar dari celah-celahnya dan Allah (juga) menurunkan (butiran-butiran) es dari langit, (yaitu) dari (gumpalan-gumpalan awan seperti) gunung-gunung, maka ditimpakan-Nya (butiran-butiran) es itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan dipalingkan-Nya dari siapa yang dikehendaki-Nya. Kilauan kilat awan itu hampir-hampir menghilangkan penglihatan.”

Allah Menciptakan Dunia Penuh Keseimbangan

Hujan adalah bentuk dari keseimbangan alam yang Allah SWT ciptakan. Karena, kita ketahui bersama bahwa jika tidak ada hujan maka kuantitas air di bumi tidak akan mencukupi untuk mendukung kehidupan di dalamnya.

Selain untuk kehidupan manusia, air hujan juga sangat berperan penting bagi kehidupan tumbuhan dan hewan. Dalam surat Az-Zukhruf ayat 11, Allah SWT berfirman:

وَالَّذِي نَزَّلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً بِقَدَرٍ فَأَنْشَرْنَا بِهِ بَلْدَةً مَيْتًا ۚ كَذَٰلِكَ تُخْرَجُونَ

Artinya: “Dan Yang menurunkan air dari langit menurut kadar (yang diperlukan) lalu Kami hidupkan dengan air itu negeri yang mati, seperti itulah kamu akan dikeluarkan (dari dalam kubur).”

Wallahu a’lam bishawab.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *