TATA CARA AQIQAH SESUAI SUNNAH

TATA CARA AQIQAH SESUAI SUNNAH

BOGOR, Pelangiaqiah.com – Tata Cara Aqiqah Sesuai Sunnah.

Sudah tau kah para bunda/ayah tata cara melakukan aqiqah sesuai sunnah?

Nah, kalau belum Yuk, simak lebih lanjut ..

Sebelum mengetahui tata cara aqiqah sesuai sunnah , kita harus tau dulu apasih pengertian dari aqiqah dan asal mula aqiqah.

PENGERTIAN AQIQAH

Direktur Rumah Fiqih Indonesia Ustaz Ahmad Sarwat MA dalam bukunya Fiqih Aqiqah (Persepektif Mazhab Syafi’iy) menjelaskan pengertian aqiqah menurut Imam Abu Bakr al-Bakri ad-Dimyati (w. 1310 H) rahimahullah yakni Aqiqah secara bahasa maknanya adalah rambut yang ada di kepala bayi ketika lahir.

Adapun secara istilah aqiqah adalah hewan yang disembelih untuk sang bayi pada saat rambut bayi tersebut dipotong. Salah satu hikmah adanya syariat aqiqah adalah untuk menampakkan rasa kegembiraaan, kenikmatan dan menyebarkan nasab.

ASAL MULA AQIQAH

Upacara aqiqah sebenarnya bermula dari Millah Nabi Ibrahim Alaihisalam bersama anaknya Nabi Ismail As. Ketika Nabi Ismail berusia 13 tahun dan Nabi Ibrahim 96 tahun atas dasar wahyu Allah, Nabi Ibrahim menyuruh Nabi Ismail menyembelih seekor kambing yang digembalakannya sebagai penebusan terhadap diri Ismail (akikah).

Domba yang disembelih merupakan yang terbaik. Pada saat yang sama, Nabi Ismail dikhitan. Aqiqah disandarkan pada tradisi agung Nabi Ibrahim dan Nabi Muhammad SAW.

Disebutkan bahwa Nabi Ibrahim diperintahkan untuk mengkurbankan Ismail untuk Ibrahim sendiri kepada Tuhan lalu Ibrahim dan Ismail tunduk pada perintah Tuhan dengan sabar. Akhirnya penyembelihan Ismail dibatalkan oleh Allah dengan menyatakan bahwa kurban Ibrahim secara hakiki sudah diterima Allah SAW.

Kemudian Allah menganugerahkan tebusan atas Ismail dengan seekor domba besar. Mengapa Allah SWT memerintahkan Ibrahim untuk menyembelih Ismail dan kemudian membatalkannya?

Saat itu, Nabi Ibrahim hidup pada masa penyimpangan pemikiran manusia yang mengorbankan manusia kepada Tuhan yang disembahnya sebagai sesaji.

Di Mesir, gadis cantik dipersembahkan untuk Dewa Sungai Nil. Di Kana’an, Irak bayi dipersembahkan untuk Dewa Baal dan di Meksiko, darah dan jantung manusia dipersembahkan untuk Dewa Matahari dan di Jawa ada upacara pancamakara yakni pengorbanan darah manusia bagi Sang Bhumi. Karena itu, pada masa Nabi Ibrahim AS, Allah SWt mengajarkan kepada manusia bahwa tidak diperbolehkan jiwa manusia dan darahnya dikorbankan sebagai sesaji kepada-Nya. Lambang berkurban kepada Allah diganti dengan hewan ternak yang sempurna.

Wallahu A’lam

Baca Juga Contoh Undangan Aqiqah Lewat WA Bisa di Edit Lewat Hp

Berikut Tata Cara Aqiqah Sesuai Sunnah Beserta Penjelasannya:

Memotong Hewan

Tata cara aqiqah terlebih dulu dengan menyembelih atau memotong hewan aqiqah. Bagi laki-laki dua ekor kambing dan bagi anak perempuan satu ekor yang persyaratannya sama dengan hewan kurban.

Hewan aqiqah boleh dengan kambing, sapi atau unta.

Namun umumnya Muslim di Indonesia memakai hewan kambing untuk aqiqah. Para ulama madzhab Syafiiy mensunnahkan bagi yang mengaqiqahi anaknya untuk ikut serta hadir menyaksikan proses penyembelihan hewan aqiqah. Sama seperti yang dilakukan pelangiaqiqah.com

Bagi penjagal hewan (penyembelih hewan) untuk membaca basmalah sebelum menyembelih aqiqah. Setelah membaca basmallah, kemudian membaca takbir (Allahu Akbar) dan disunnahkan pula membaca shalawat atas Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam.

Memasak Daging Aqiqah

Jika pada perayaan kurban, dagingnya disunnahkan untuk disedekahkan sebelum dimasak. Sedangkan pada aqiqah, dagingnya dimasak terlebih dulu baru disedekahkan.

Imam Nawawi dalam kitab al-Majmu’ Syarh al-Muhadzdzab menyebutkan mayoritas ulama syafiiyah mengatakan bahwa disunnahkan jangan membagikan daging aqiqah yang masih mentah, akan tetapi sebaiknya dimasak terlebih dahulu.

Membagikan dan Memakan Sebagian Daging Aqiqah

Daging aqiqah yang sudah dimasak disunnahkan dibagikan kepada tetangga sekitar sebagai bentuk rasa syukur atas kelahiran sang anak. Prinsip dasar dalam pembagian daging aqiqah sama seperti qurban. Siapa pun dia boleh menerimanya dan boleh ikut makan daging aqiqah tersebut.

Termasuk juga yang mengaqiqahi. Namun jika aqiqahnya adalah aqiqah yang sifatnya nadzar maka wajib disadaqahkan seluruh dagingnya kepada orang lain. Yang mengaqiqahi tidak boleh ikut makan daging aqiqah tersebut.  

Pembagian daging aqiqah yang sudah dimasak lebih afdhal diantarkan langsung masakan tersebut pada faqir miskinnya dari pada mereka undang datang ke rumah. Jika aqiqahnya termasuk aqiqah yang sunnah (bukan nadzar) maka disunnahkan bagi yang mengaqiqahi untuk mengambil bagian daging aqiqah tersebut.

Cara pertama bisa 1/3 untuk yang mengaqiqahi dan sisanya 2/3 untuk dishadaqahkan kepada siapa pun.

Atau cara kedua 1/3 untuk yang mengaqiqahi, 1/3 untuk Faqir Miskin dan 1/3 lagi untuk dihadiahkan kepada tetangga yang kaya raya.

Mencukur atau Memotong Rambut

Setelah penyembelihan hewan, selanjutnya upacara pemotongan rambut bayi dan diberikan nama yang sebaik-baiknya.

Pelaksanaan pemotongan rambut ini oleh Rasulullah SAW disunnahkan dilakukan pada hari ketujuh dari hari kelahiran. Hal ini menurut Jumhur Ulama memiliki status hukum sunnah muakkadah atau sunnah yang sangat dimutamakan (Semi wajib).

Mendoakan Bayi

Dalam madzhab Syafiiy selain ditahnik juga disunnahkan untuk mendoakan sang bayi yang baru lahir setelah ditahnik.

Hal ini dilakukan sebagaimana dulu Nabi SAW pernah mendoakan bayi yang baru lahir yaitu anaknya sahabat Abu Musa alAsyary. 

Oleh sebab itu dalam acara aqiqah biasanya sudah maklum diadakan pengajian atau pembacaan maulid Barzanji dan juga ada doa bersama. Hal ini boleh boleh saja dilakukan dan termasuk tradisi yang baik sesuai

dengan sunnah Nabi shalllallahu alaihi wasallam. Imam an-Nawawi (w. 676 H) rahimahullah dalam kitab al-Majmu’ Syarh al-Muhadzdzab menyebutkan bahwa: Disunnahkan untuk mentahnik bayi dengan kurma. Dari Abu Musa al-Asyary radhiyallahu anhu berkata: Aku membawa bayiku kepada Nabi shallallahu alaihi wasallam dan beliau beri nama Ibrahim, beliau mentahniknya dan mendoakan keberkahan untuknya. (Hadits riwayat al-Bukhari dan Muslim).

Memberi Nama Anak yang Baik

Para ulama Syafiiyah menganjurkan untuk pemberian nama bayi dilakukan pada hari ke 7. Yaitu bersamaan dengan aqiqah dan dicukur rambutnya. Namun diperbolehkan juga memberi nama bayi sebelum hari ke 7 atau bahkan setelah hari ke 7.

Namun yang afdhal adalah memberi nama bayi di hari ke 7. Imam an-Nawawi (w. 676 H) rahimahullah dalam kitab al-Majmu’ Syarh al-Muhadzdzab menyebutkan bahwa: “Para ulama Syafiiyah mengatakan: disunnahkan memberi nama bayi di hari ke 7, boleh juga sebelumnya atau sesudahnya.

Dari Samrah bin Jundub radhiyallahu anhu , sesungguhnya Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: Setiap bayi itu tergadaikan dengan aqiqahnya, disembelihkan aqiqah dihari ke 7, dicukur rambutnya dan diberi nama. (HR. Abu Dawud, atTirmidzi, an-Nasai, Ibnu Majah dan lainnya dengan sanad yang shahih).

Nahh, gimana bun? Sudah sesuai kah kita melaksanakan aqiqah nya? Komen dibawah yuk!

Pengalaman bunda apa yang didapat ketika ingin melaksanakan aqiqah?

Apa Saja Keutamaan Puasa Sunnah Syawal?

Apa Saja Keutamaan Puasa Sunnah Syawal?

Setelah puasa sebulan penuh di bulan Ramadhan, umat muslim akan memasuki bulan Syawal. Ada juga puasa sunnah yang dianjurkan oleh Nabi Muhammad, yaitu puasa 6 (enam) hari di bulan Syawal yang sering disebut dengan puasa Syawal.

Berpuasa di bulan Syawal memiliki keutamaan yang sangat baik, tentunya sangat sayang jika dilewatkan begitu saja. Sebab puasa Syawal memiliki pahala yang sangat besar jika dikerjakan.

Lantas apa saja keutamaan-keutamaan yang terdapat pada puasa sunnah Syawal? Dilansir dari laman NU Online, Imam Ibnu Rajab Al-Hanbali telah menyebutkan lima keutamaan yang akan didapati jika menjalankan puasa sunnah di bulan Syawal. Diantaranya adalah:

Penyempurna Puasa Ramadhan

Salah satu keutamaan puasa Syawal adalah sebagai penyempurna puasa Ramadhan. Seperti halnya shalat sunnah yang dapat menutup kekurangan dan menyempurnakan ibadah wajib. Puasa sunnah Syawal dapat menutup kekurangan dan penyempurnakan puasa wajib di bulan Ramadhan.

Karena pada hakikatnya tidak semua orang dapat menjalankan ibadah puasa wajib di bulan Ramadhan dengan sempurna. Maka dari itu kita dapat menyempurnakan kekurangan yang ada pada puasa Ramadhan dengan melaksanakan puasa sunnah di bulan Syawal.

Rasulullah bersabda:

إِنَّ أَوَّلَ مَا يُحَاسَبُ بِهِ العَبْدُ يَوْمَ القِيَامَةِ مِنْ عَمَلِهِ صَلَاتُهُ، فَإِنْ صَلُحَتْ فَقَدْ أَفْلَحَ وَأَنْجَحَ، وَإِنْ فَسَدَتْ فَقَدْ خَابَ وَخَسِرَ، فَإِنْ انْتَقَصَ مِنْ فَرِيضَتِهِ شَيْءٌ، قَالَ الرَّبُّ عَزَّ وَجَلَّ: انْظُرُوا هَلْ لِعَبْدِي مِنْ تَطَوُّعٍ فَيُكَمَّلَ بِهَا مَا انْتَقَصَ مِنَ الفَرِيضَةِ، ثُمَّ يَكُونُ سَائِرُ عَمَلِهِ عَلَى ذَلِكَ

Artinya: “Amalan seorang hamba yang di hisab pertama kali di hari kiamat adalah shalat. Jika shalatnya baik, maka sungguh dia beruntung dan selamat. Jika shalatnya buruk, maka sungguh dia celaka dan rugi. Jika ada kekurangan pada shalat wajibnya, Allah Ta’ala berfirman, ‘Periksa lah, apakah hamba-Ku memiliki amalan sunnah yang dapat menyempurnakan kekurangan ibadah wajibnya?’ Kemudian yang demikian berlaku pada seluruh amal wajibnya.” (HR At-Tirmidzi)

Pahala Seperti Puasa Setahun

Keutamaan puasa sunnah Syawal lainnya adalah mendapat pahala yang berlipat ganda. Puasa Syawal hanya dikerjakan selama 6 hari, namun Allah mengganjarkan pahala bagi orang yang melaksanakannya seperti berpuasa satu tahun lamanya. Sebagaimana dijelaskan dalam hadis sahih yang telah diriwayatkan.

Rasulullah Bersabda:

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ

Artinya: “Barang siapa berpuasa pada bulan Ramadhan lalu diiringinya dengan puasa enam hari bulan Syawal, berarti ia telah berpuasa setahun penuh.” (HR Muslim)

Kita sebagai manusia yang pasti memiliki dosa harus bersyukur kepada Allah yang telah memberikan kesempatan untuk mendapatkan pahala dengan sebaik-baiknya. Maka dari itu dengan melaksanakan puasa sunnah di bulan Syawal artinya sama dengan menjalankan puasa setahun penuh sebagaimana yang telah disebutkan dalam hadist di atas.

Tanda Diterimanya Puasa Ramadhan

Allah akan menganugerahi amalan selanjutnya kepada orang yang telah melakukan amal baik. Jika Allah menerima amalan puasa Ramadhan, maka Dia akan menganugerahi amalan lainnya. Sebagian ulama mengatakan:

ثواب الحسنة الحسنة بعدها فمن عمل حسنة ثم اتبعها بعد بحسنة كان ذلك علامة على قبول الحسنة الأولى كما أن من عمل حسنة ثم اتبعها بسيئة كان ذلك علامة رد الحسنة وعدم قبولها

Artinya: “Ganjaran perbuatan baik adalah perbuatan baik setelahnya, maka siapa saja yang berbuat kebaikan kemudian mengikutkannya dengan perbuatan baik lainnya maka hal yang demikian adalah tanda diterimanya kebaikan yang pertama, pun halnya orang yang berbuat baik kemudian mengikutkannya dengan perbuatan buruk maka yang demikian adalah tanda ditolaknya kebaikan yang ia kerjakan.”

Bentuk Syukur Kepada Allah

Nikmat apakah yang patut kita syukuri? Yaitu nikmat segala berkah dan ampunan yang telah Allah berikan di bulan Ramadhan. Puasa sunnah 6 hari di bulan Syawal juga merupakan suatu bentuk syukur kepada Allah atas segala nikmat yang diberikannya di bulan Ramadhan.

Ibnu Rajab mengatakan, ”Tidak ada nikmat yang lebih besar dari pengampunan dosa yang Allah anugerahkan.” Bahkan Nabi Muhammad yang telah diampuni dosa dosanya yang lalu dan yang akan datang masih melaksanakan shalat malam. Hal ini dilakukan atas bentuk syukur kepada Allah yang telah memberikan berkah yang melimpah.

Rasulullah bersabda:

أَفَلاَ أُحِبُّ أَنْ أَكُونَ عَبْدًا شَكُورًا

Artinya: “Tidakkah aku senang menjadi hamba yang bersyukur?”

Namun ingatlah bahwa bentuk syukur haruslah dilakukan setiap saat, bukan hanya di waktu waktu tertentu apalagi hanya sekali sekali saja.

Ibadah Bulan Ramadhan Tidak Terputus

Setelah kita melalui bulan Ramadhan yang didalamnya terdapat banyak sekali berkah yang telah Allah berikan. Bukan berarti amalan baik yang kita kerjakan sudah berakhir begitu saja. Amalan seseorang yang telah dilakukan selama bulan ramadhan tidaklah berhenti setelah Ramadhan itu berakhir. Amalan Amalan itu masih terus berlangsung selama orang itu masih hidup.

Sebagian orang bergembira setelah bulan Ramadhan berakhir karena mereka merasa berat ketika menjalani ibadah puasa dan merasa bosan dalam menjalaninya. Dengan adanya bulan Syawal, itu merupakan kesempatan bagi umat muslim untuk melestarikan ibadah yang telah dilakukan pada bulan Ramadhan. Sebagian salaf mengatakan:

بئس القوم لا يعرفون لله حقا إلا في شهر رمضان إن الصالح الذي يتعبد و يجتهد السنة كلها

Artinya: “Sejelek-jelek orang adalah yang hanya rajin ibadah di bulan Ramadhan saja. Sesungguhnya orang yang sholih adalah orang yang rajin ibadah dan rajin shalat malam sepanjang tahun”

Niat dan Doa Aqiqah Bahasa Arab Beserta Terjemahannya

Niat dan Doa Aqiqah Bahasa Arab Beserta Terjemahannya

Doa aqiqah merupakan doa yang dibaca ketika kita sedang melaksanakan aqiqah, baik itu aqiqah untuk diri sendiri maupun aqiqah anak. Doa adalah senjata kita sebagai umat muslim, dengan berdoa kepada Allah berarti kita meminta kepada sang Maha Kuasa, dan memang sudah seharusnya begitu.

Pada pelaksanaan aqiqah terdapat rukun aqiqah beserta ketentuannya, mengenai hal tersebut Pelangi Aqiqah sudah pernah membahasnya pada artikel sebelumnya. Jika Anda belum membacanya, kami menyarankan Anda untuk membacanya terlebih dahulu.

Baca Juga : Syarat Ketentuan Aqiqah Anak Laki-Laki dan Perempuan

Untuk pembahasan kali ini, sesuai dengan judul di atas, kami akan menguraikan informasi yang berkaitan dengan niat aqiqah dan doa aqiqah beserta terjemahannya dalam bahasa Indonesia. Semoga bisa bermanfaat, khususnya sebagai pengingat bagi penulis.

Doa Aqiqah Pakai Bahasa Arab atau Daerah?

Mungkin di antara kita ada yang bertanya-tanya perihal pengucapan doa untuk aqiqah, apakah harus menggunakan bahasa Arab atau bahasa daerah. Mengenai hal ini, pada dasarnya tidak ada larangan berdoa dengan menggunakan bahasa lain selain bahasa Arab, seperti bahasa daerah juga diperbolehkan. Namun, hal yang harus diperhatikan yaitu, tetap mengedepankan adab-adab dalam berdoa, tentu tidak pantas jika kita berdoa secara asal-asalan.

Lalu mengenai hal ini ada pula yang berpendapat bahwa berdoa dengan bahasa Arab lebih utama daripada menggunakan bahasa lainnya. Namun permasalahannya, ada yang sekedar berdoa menggunakan bahasa Arab, namun belum memahami makna dari doa tersebut. Aqiqah sebagai salah satu ibadah sunnah muakkad yang syarat dan rukunnya sudah jelas perlu dilakukan dengan baik, begitu juga ketika akan mendoakan anak yang diaqiqahi.

Niat Aqiqah

Niat merupakan hal terpenting dalam ibadah, seperti yang pernah disebutkan oleh Rasulullah SAW dalam sebuah hadist riwayat Bukhari, bahwa segala amal itu tergantung dari niatnya, dan kita akan mendapatkan sesuatu dari apa yang kita niatkan.

Tentu saja setiap niat kita dalam beribadah harus diniatkan karena Allah dalam mengharap ridho-Nya. Amal yang diniatkan bukan karena Allah, maka akan menjadi sia-sia.

Dikutip dari jawaban atas seorang penanya pada salafy.or.id, disunnahkan saat menyembelih binatang untuk aqiqah dengan membaca:

بِسْمِ اللهِ ، اللَّهُ أَكْبَرُ ، اللَّهُمَّ مِنْكَ وَلَكَ ، هَذِهِ عَقِيقَةُ فُلاَن

Bismillah Allahu Akbar Allaahumma minka wa laka, haadzihi ‘aqiiqotu fulaan (Dengan Nama Allah, Allah adalah Yang Terbesar, Ya Allah ini dariMu dan untukMu. Ini adalah aqiqoh fulaan)

Penyebutan ‘fulaan’ itu diganti dengan nama anak yang diaqiqohi tersebut

Lalu bagaimana jika mengucap Bismilah saja tanpa melafadzkan niat saat menyembelih aqiqah ini dari anak tertentu?

Ibnul Mundzir menyatakan:

وإن نوى العقيقة ولم يتكلم به أجزأه إن شاء الله

Jika dia berniat aqiqoh dan tidak mengucapkannya maka yang demikian sudah cukup baginya InsyaAllah

(Tuhfatul Mauduud fii Ahkaamil Mauluud (1/93)).

Dari pernyataan Ibnul Mundzir tersebut dapat kita ketahui bahwa kalaupun seseorang hanya mengucap Bismilah saat menyembelih aqiqah tanpa melafadzkan niat bahwa aqiqah ini dari anak tertentu, maka yang demikian tidak mengapa.

Doa Aqiqah

Aqiqah merupakan sebuah ibadah yang ditujukan kepada Allah SWT sebagai wujud rasa syukur kita atas nikmat yang telah diberikan atas lahirnya sang buah hati. Pelaksanaan aqiqah hukumnya sunnah muakkad (sangat dianjurkan), waktu yang paling utama untuk aqiqah yaitu pada hari ketujuh atau seminggu setelah kelahiran bayi.

Baca Juga : Hukum Aqiqah dan Dalilnya Dalam Islam

Untuk aqiqah anak laki-laki menggunakan dua ekor kambing/domba dan aqiqah anak perempuan menggunakan satu ekor kambing/domba. Hewan yang digunakan dalam aqiqah harus dalam kondisi yang baik, tidak sakit atau cacat.

Teks Bacaan Doa Ketika Mencukur Bayi

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ الْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ أَللهم نُوْرُ السَّمَاوَاتِ وَنُوْرُالشَّمْسِ وَالْقَمَرِ, اللهم سِرُّ اللهِ نُوْرُ النُّبُوَّةِ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهِ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَالْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ

Bismillâhirrahmânirrahîm. Alhamdulillâhirabbil ‘âlamîn. Allâhumma nûrus samâwâti wa nûrusy syamsyi wal qamari, Allâhumma sirruLlâhi nûrun nubuwwati RasuluLlâhi ShallaLlâhu ‘alaihi wasallam walhamduliLlâhi Rabbil ‘âlamin.

“Dengan menyebut asma Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam, Ya Allah, cahaya langit, matahari dan rembulan. Ya Allah, rahasia Allah, cahaya kenabian, Rasululullah SAW, dan segala puji Bagi Allah, Tuhan semesta alam.”

Teks Bacaan Doa Meniup Ubun-Ubun Bayi Setelah Dicukur

اللَّهُمَّ إِنِّي أُعِيذُهَا بِكَ وَذُرِّيَّتَهَا مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ

Allâhumma innî u’îdzuhâ bika wa dzurriyyatahâ minasy syaithânir rajîm

“Ya Allah, sesungguhnya aku memohon perlindungan untuk dia dan keluarganya dari setan yang terkutuk.”

Teks Bacaan Doa Walimah Aqiqah

اللهم احْفَظْهُ مِنْ شَرِّالْجِنِّ وَالْإِنْسِ وَأُمِّ الصِّبْيَانِ وَمِنْ جَمِيْعِ السَّيِّئَاتِ وَالْعِصْيَانِ وَاحْرِسْهُ بِحَضَانَتِكَ وَكَفَالَتِكَ الْمَحْمُوْدَةِ وَبِدَوَامِ عِنَايَتِكَ وَرِعَايَتِكَ أَلنَّافِذَةِ نُقَدِّمُ بِهَا عَلَى الْقِيَامِ بِمَا كَلَّفْتَنَا مِنْ حُقُوْقِ رُبُوْبِيَّتِكَ الْكَرِيْمَةِ نَدَبْتَنَا إِلَيْهِ فِيْمَا بَيْنَنَا وَبَيْنَ خَلْقِكَ مِنْ مَكَارِمِ الْأَخْلَاقِ وَأَطْيَبُ مَا فَضَّلْتَنَا مِنَ الْأَرْزَاقِ اللهم اجْعَلْنَا وَإِيَّاهُمْ مِنْ أَهْلِ الْعِلْمِ وَأَهْلِ الْخَيْرِ وَأَهْلِ الْقُرْآنِ وَلَا تَجْعَلْنَا وَإِيَّاهُمْ مِنْ أَهْلِ الشَّرِ وَالضَّيْرِ وَ الظُّلْمِ وَالطُّغْيَانِ

Allâhummahfadzhu min syarril jinni wal insi wa ummish shibyâni wa min jamî’is sayyiâti wal ‘ishyâni wahrishu bihadlânatika wa kafâlatika al-mahmûdati wa bidawâmi ‘inâyatika wa ri’âyatika an-nafîdzati nuqaddimu bihâ ‘alal qiyâmi bimâ kalaftanâ min huqûqi rububiyyâtika al-karîmati nadabtanâ ilaihi fîmâ bainanâ wa baina khalqika min makârimil akhlâqi wa athyabu mâ fadldlaltanâ minal arzâqi. Allâhummaj’alnâ wa iyyâhum min ahlil ‘ilmi wa ahlil khairi wa ahlil qur`âni wa lâ taj’alnâ wa iyyâhum min ahlisy syarri wadl dloiri wadz dzolami wath thughyâni.

“Ya Allah, jagalah dia (bayi) dari kejelekan jin, manusia ummi shibyan, serta segala kejelekan dan maksiat. Jagalah dia dengan penjagaan dan tanggungan-Mu yang terpuji, dengan perawatan dan perlindunganmu yang lestari. Dengan hal tersebut aku mampu melaksanakan apa yang Kau bebankan padaku, dari hak-hak ketuhanan yang mulia. Hiasi dia dengan apa yang ada diantara kami dan makhluk-Mu, yakni akhlak mulia dan anugerah yang paling indah. Ya Allah, jadikan kami dan mereka sebagai ahli ilmu, ahli kebaikan, dan ahli Al-Qur’an. Jangan kau jadikan kami dan mereka sebagai ahli kejelekan, keburukan, aniaya, dan tercela.”

Rekomendasi Jasa Aqiqah

Bagi Ayah Bunda yang ingin melaksanakan aqiqah, kami merekomendasikan jasa layanan aqiqah dari Pelangi Aqiqah. Salah satu jaminan yang diberikan oleh Pelangi Aqiqah adalah kondisi hewan aqiqah yang sehat dan prima.

Kami selalu melakukan pengecekan rutin terhadap hewan aqiqah, pengecekan ini dilakukan juga oleh Dokter Hewan yang tentu merupakan orang ahli di bidang ini. Kebersihan kandang dan pakan ternak yang baik juga menjadi bagian dari perhatian kami demi menjaga kualitas hewan.

Selain itu, Pelangi Aqiqah juga mempunyai tim dapur yang dikomando langsung oleh Chef handal dan profesional yang sudah puluhan tahun berkecimpung di dunia food and beverage. Dimulai dari pemilihan bahan baku, pengolahan, pengemasan, hingga makanan sampai ditangan konsumen dilakukan sesuai SOP yang menerapkan protokol kebersihan dan kesehatan.

Baca Juga: Aqiqah Anak di Pelangi Aqiqah? Ini Dia Keuntungannya

Kantor Pelangi Aqiqah berlokasi di Cimanggu, Kota Bogor. Untuk informasi lebih lanjut, Ayah Bunda bisa langsung menghubungi CS kami melalui WhatsApp klik di sini.

Doa Malam Lailatul Qadar dan 10 Hari Terakhir Ramadhan

Doa Malam Lailatul Qadar dan 10 Hari Terakhir Ramadhan

Alhamdulilah segala puji bagi Allah atas segala nikmat dan karunia-Nya yang telah diberikan kepada kita semua, hingga khususnya hari ini kita masih diberikan kesempatan untuk bisa beribadah di bulan Ramadhan.

Tak terasa kita hampir berada di penghujung bulan Ramadhan, kalau dilihat dari penanggalan hijriah, maka tepat hari ini kita sudah memasuki tanggal 19 Ramadhan. Itu artinya sebentar lagi kita akan memasuki 10 hari terakhir bulan Ramadhan.

Bicara mengenai 10 hari terakhir bulan Ramadhan, terdapat sebuah keistimewaan di dalamnya. Hal yang membuat istimewa yaitu, adanya satu malam diantara 10 hari terakhir tersebut yang jika kita beribadah dengan sungguh-sungguh maka, itu lebih baik dari beribadah selama 1000 bulan. Malam yang agung itu kita kenal dengan istilah malam Lailatul Qadar.

Dengan demikian, bisa dikatakan bahwa bulan Ramadhan sangat berkaitan dengan lailatul qadar, terkhusus di sepuluh hari terakhir Ramadhan. Lailatul qadar hanya bisa kita jumpai pada bulan Ramadhan, tidak untuk bulan-bulan lainnya, ini juga merupakan keistimewaan lain dari lailatul qadar dan bulan Ramadhan.

Doa Malam Lailatul Qadar

Bacaan Doa malam Lailatul Qadar

Pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan atau malam lailatul qadar kita sangat dianjurkan untuk memperbanyak amal shalih, karena Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam juga memperbanyak ibadah di sepuluh hari terakhir Ramadhan.

Salah satu amalan yang bisa kita lakukan yaitu, dengan memperbanyak doa. Adapun doa yang direkomendasikan oleh Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika ditanya oleh istrinya Aisyah r.a. mengenai apa yang harus dikatakan jika mengetahui suatu malam adalah lailatul qadar, sebagai berikut :

اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّى

Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu anni

Artinya : “Ya Allah sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf yang menyukai permintaan maaf, maafkanlah aku.”

Lantas yang menjadi pertanyaan berikutnya, bagaimana kita mengetahui bahwa suatu malam tersebut merupakan malam lailatul qadar?

Kapan Malam Lailatul Qadar?

Ada sebagian ulama yang berpendapat bahwa lailatul qadar menetap tanggalnya yaitu di malam 27 Ramadhan. Pendapat lain menurut jumhur ulama, setiap tahun berpindah-pindah di malam ganjil sepuluh hari terakhir Ramadhan.

Untuk penjelasan lengkapnya bisa Anda saksikan penjelasan dari Ustadz Dr. Firanda Andirja, MA dalam cuplikan video ceramah beliau berikut ini :

 

Walau tidak disebutkan secara pasti mengenai kapan tepat terjadinya malam lailatul qadar, teradapat beberapa tanda yang menunjukkan malam lailatul qadar. Apa saja tanda-tanda tersebut?

Tanda Malam Lailatul Qadar

Matahari akan terbit pada pagi harinya dalam keadaan jernih, tidak ada sinar. Dari Ubay bin Ka’ab, ia berkata,

هِىَ اللَّيْلَةُ الَّتِى أَمَرَنَا بِهَا رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- بِقِيَامِهَا هِىَ لَيْلَةُ صَبِيحَةِ سَبْعٍ وَعِشْرِينَ وَأَمَارَتُهَا أَنْ تَطْلُعَ الشَّمْسُ فِى صَبِيحَةِ يَوْمِهَا بَيْضَاءَ لاَ شُعَاعَ لَهَا.

“Malam itu adalah malam yang cerah yaitu malam ke dua puluh tujuh (dari bulan Ramadlan). Dan tanda-tandanya ialah, pada pagi harinya matahari terbit berwarna putih tanpa sinar yang menyorot. (HR. Muslim no. 762)

Kemudian, pada hadist yang diriwayatkan oleh Ath Thoyalisi dan Al Baihaqi dalam Syu’abul Iman, disebutkan bahwa malam lailatul qadar udara dan angin sekitar terasa tenang.

لَيْلَةُ القَدَرِ لَيْلَةٌ سَمْحَةٌ طَلَقَةٌ لَا حَارَةً وَلَا بَارِدَةً تُصْبِحُ الشَمْسُ صَبِيْحَتُهَا ضَعِيْفَةٌ حَمْرَاء

“Lailatul qadar adalah malam yang penuh kemudahan dan kebaikan, tidak begitu panas, juga tidak begitu dingin, pada pagi hari matahari bersinar tidak begitu cerah dan nampak kemerah-merahan.”

Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits tersebut shahih. Lihat Shahihul Jaami’ no. 5475.

Baca Juga : 3 Waktu Terkabulnya Doa di Bulan Ramadhan

Inilah Doa dan Fadilah Bulan Rajab Yang Merupakan Bulan Istimewa

Inilah Doa dan Fadilah Bulan Rajab Yang Merupakan Bulan Istimewa

Tidak terasa dalam beberapa hari kedepan kita akan memasuki bulan Rajab, artinya dalam kurun waktu kurang lebih satu sampai dua bulan kedepan insya Allah kita juga akan menapaki kembali bulan Sya’ban kemudian Ramadhan. Semoga diberi umur panjang hingga kita semua bisa melaksanakan ibadah puasa Ramadhan 1441 H.

Artikel ini mulai dibuat pada tanggal 23 Jumadil Akhir, 1441 H. Sebagai bentuk menyambut datangnya bulan Rajab, penulis mencoba merangkum mengenai apa saja fadhilah bulan Rajab atau kesitimewaan bulan Rajab dibanding bulan lain, dengan sumber referensi yang berasal dari situs resmi Nahdlatul Ulama (NU) islam.nu.or.id.

Apa itu Bulan Rajab?

Bulan Rajab merupakan salah satu bulan yang dimuliakan, dalam kitab I‘anatut Thalibin dijelaskan bahwa “Rajab” merupakan derivasi dari kata “tarjib” yang berarti mengagungkan atau memuliakan. Karena banyaknya tetesan kebaikan, bulam Rajab biasa juga disebut “Al-Ashabb” (الأصب) yang berarti “yang mengucur” atau menetes”.

Dalam surah At-Taubah ayat 36, Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ

“Sesungguhnya jumlah bulan menurut Allah ialah dua belas bulan, (sebagaimana) dalam ketetapan Allah pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, diantaranya ada empat bulan haram.

Yang disebut empat bulan haram adalah bulan mulia di luar Ramadhan, yakni Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab.  Disebut “bulan haram” (الأشهر الحرم) karena pada bulan-bulan tersebut umat Islam dilarang mengadakan peperangan.

Keistimewaan Bulan Rajab

Peristiwa ajaib isra’ dan mi’raj Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam menjadikan salah satu keistimewaan bulan Rajab. Peristiwa tersebut terjadi pada bulan Rajab tahun 10 kenabian (620 M). Momen perjalanan Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha lalu menuju ke sidratul muntaha yang ditempuh hanya semalam.

Dari peristiwa isra’ dan mi’raj tersebut, umat Islam menerima perintah untuk mendirikan shalat lima waktu. Begitu agungnya peristiwa ini hingga peristiwa ini diperingati tiap tahun oleh kaum muslimin di berbagai belahan dunia.

Pada bulan Rajab, Allah Subhanahu Wa Ta’ala telah menunjukan kuasa-Nya kepada hamba-Nya. Isra Miraj adalah mukjizat Nabi Muhammad yang sulit di terima akal. Akan tetapi jika itu sudah menjadi kehendak-Nya, maka tak seorang pun dapat mencegahnya. Kun fayakun.

Doa Bulan Rajab

Adapun doa yang bisa kita amalkan saat memasuki bulan Rajab adalah sebagai berikut:

اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيْ رَجَبَ وَشَعْبَانَ وَبَلِّغْنَا رَمَضَانَ

“Ya Allah, berkahilah kami pada bulan Rajab dan bulan Sya’ban dan pertemukanlah kami dengan bulan Ramadlan.”

Hadits Dhaif Tentang Rajab

Merupakan fenomena menarik yang mungkin menjadi tren musiman dari tahun sebelumnya, yaitu banyaknya orang-orang yang menyebarkan informasi keagamaan secara sukarela dan disebar secara luas melalui sosial media, seperti Facebook, Twitter, Grup WA, dan media lainnya.

Diantara penyebaran informasi tersebut adalah mengenai keutamaan bulan Rajab. Ada banyak hadits disebarkan dengan tujuan untuk memotivasi orang memperbanyak ibadah puasa pada bulan Rajab.

Hadits seputar keutamaan bulan Rajab ini sudah pernah dikaji oleh Ibnu Hajar Al-Asqalani. Hasil kajiannya itu ditulis dalam kitab berjudul Tabyinul ‘Ajab bi Ma Warada fi Fadhli Rajab. Dalam kitab itu ia berkata:

Tidak ada hadits shahih yang bisa dijadikan hujjah terkait keutamaan Rajab, puasa Rajab, atau puasa di hari tertentu di bulan Rajab, serta beribadah pada malam tertentu di bulan Rajab. Sebelumnya sudah ada yang melakukan kajian ini, yaitu Imam Abu Ismail Al-Harawi Al-Hafidz. Meskipun demikian, sesungguhnya para ulama membolehkan mengamalkan hadits tentang fadhilah amal, walaupun kualitasnya lemah, selama tidak maudhu’.”

Namun demikian, bukan berarti tidak ada keutamaan menjalankan ibadah, misalnya puasa, dalam bulan Rajab. Justru puasa menjadi istimewa karena dilakukan pada bulan istimewa. Hanya saja, seberapa besar pahala yang akan didapat, Allahu a’lam. Hanya Allah yang tahu.

Jadi dengan banyaknya beredar hadits dhaif tentang keutamaan Rajab bukan berati memperbanyak amalan pada bulan itu tidak dibolehkan, karena hadits dhaif itu sendiri masih boleh diamalkan dengan syarat tidak berkaitan dengan akidah dan kelemahannya tidak terlalu parah.

Selain itu juga masih ada riwayat lain yang shahih menyebut Nabi pernah mengerjakan puasa di bulan Rajab dan memerintahkan sahabat puasa di bulan yang mulia.

Wallahu a’lam.

Baca Juga: Makna Hujan yang Perlu Kita Ketahui

Doa Malam Nuzulul Quran dan Peristiwa Penting 17 Ramadhan

Doa Malam Nuzulul Quran dan Peristiwa Penting 17 Ramadhan

Alhamdulilah segala puji bagi Allah atas segala nikmat dan karunianya kita masih diberikan umur untuk bisa berjumpa di bulan Ramadhan 1440 H ini. Tidak terasa sekarang kita sudah berada di pertengahan bulan Ramadhan, yang sebentar lagi kita akan memasuki tanggal 17 Ramadhan.

Berbicara mengenai 17 Ramadhan, selalu dikaitkan dengan sebuah peristiwa yaitu, diturunkannya Al-Qur’an kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Peristiwa tersebut kita kenal sebagai Nuzulul Qur’an.

Nuzulul Qur’an diperingati setiap 17 Ramadhan, dan artikel ini dipublikasikan pada tanggal 16 Ramadhan (21/05) siang, yang berarti Nuzulul Quran tahun 2019 atau 1440 H ini jatuh pada hari Selasa (21/05) nanti malam. Karena seperti yang kita ketahui bahwa pergantian tanggal hijriah terjadi pada waktu Maghrib.

Doa Malam Nuzulul Quran

Dalam memperingati malam Nuzulul Quran bisa dilakukan dengan membaca Al Quran, memperbanyak dzikir, mengerjakan sholat sunnah malam melengkapi sholat wajib, dan berdoa kepada Allah.

Adapun doa yang bisa diamalkan ketika malam Nuzulul Quran diantaranya sebagai berikut:

اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ العَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي

Allahumma Innaka ‘Afuwwun Tukhibbul Afwa Fa’fu ‘Anni

Artinya: Ya Allah, sesungguhnya engkau Maha pemaaf dan engkau menyukai ampunan maka ampunilah aku.

Bacaan doa diatas merupakan doa yang disabda kan oleh Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, ketika ditanya oleh istrinya yang bernama Siti Aisyah, perihal doa yang paling baik saat mendapatkan malam Lailatul Qadar.

Peristiwa-Peristiwa Penting 17 Ramadhan

Pada tanggal 17 Ramadhan, selain momen diturunkannya Al-Qur’an, ternyata terdapat beberapa peristiwa lain yang sangat penting dalam sejarah Islam. Apa saja peristiwa bersejarah tersebut? Berikut ulasan peristiwa yang pernah terjadi di 17 Ramadhan, yang berhasil penulis rangkum dari berbagai sumber.

1. Kemenangan Perang Badar

Kemenangan besar Perang Badar terjadi pada 17 Ramadhan 2 Hijriah (13 Maret 624) di lembah Badar. Pasukan Muslim dengan 313 prajurit berhasil mengalahkan pasukan Quraisy dengan jumlah lebih dari 3 kali lipat pasukan Muslim, atau tepatnya 1.000 prajurit pasukan Quraisy.

Perang Badar merupakan pertempuran besar pertama antara umat Islam melawan musuh-musuhnya. Kemenangan dalam perang Badar menjadi tonggak perjuangan umat muslim yang dipimpin Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam melawan pasukan Quraisy yang selama 13 tahun melakukan penindasan terhadap kaum muslimin.

Setelah berperang habis-habisan kurang lebih dua jam, pasukan Muslim berhasil menghancurkan barisan pertahanan pasukan Quraisy, yang kemudian mundur dalam kekacauan.

2. Wafatnya Aisyah binti Abu Bakar

Aisyah r.a. adalah salah satu istri Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam  yang paling muda dan masih perawan ketika dinikah beliau. Walau usianya yang masih muda, tidak menghalangi kemampuannya untuk mendampingi pribadi agung Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Aisyah merupakan putri kesayangan Abu Bakar r.a. yang lahir di Makkah 8 tahun sebelum Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam  hijrah atau 614 M. Aisyah wafat pada tanggal 17 Ramadhan, bertepatan pada tahun 57 H. ada pula yang berpendapat 58 H. di usianya yang ke 67 tahun.

Semasa hidupnya sepeninggal Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, Aisyah menjadi tempat bertanya bagi umat tentag berbagai persoalan. Ia juga sering diminta nasihat oleh para sahabat tentang urusan-urusan pemerintahan.

3. Pembunuhan Ali bin Abi Thalib

Dilansir dari kisahmuslim.com, Abdurrahman bin Amr. Yang dikenal dengan Ibnu Muljam merupakan seorang khawarij, ia mempunyai rencana busuk untuk membunuh sepupu sekaligus mantu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, yaitu Ali bin Abi Thalib.

Untuk melaksanakan misinya tersebut ia ditemani oleh seseorang bernama Wardan dan merekrut Syabib bin Barjah yang juga merupakan veteran Perang Nahrawan.

Ibnu Muljam menginstruksikan misi akan dilaksanakan pada tanggal 17 Ramadhan. “Malam itulah aku membuat kesepakatan dengan teman-temanku untuk membunuh target masing-masing,” kata Ibnu Muljam. Ia menyabet pedang beracunnya dan tepat mengenai kepala Ali meskipun hanya tergores kecil, tapi cukup membuat racunnya bekerja dengan cepat. Dua hari kemudian, Ali wafat pada malam 21 Ramadhan 40 hijriah.

Baca Juga : 3 Waktu Terkabulnya Doa di Bulan Ramadhan

Itulah Doa dan Peristiwa penting dalam Islam yang pernah terjadi pada tanggal 17 Ramadhan. Semoga bermanfaat dan jangan lupa untuk bagikan artikel ini kepada keluarga, sahabat dan teman Anda. Sebarkan ilmu, luaskan manfaat 🙂