TATA CARA AQIQAH SESUAI SUNNAH

TATA CARA AQIQAH SESUAI SUNNAH

BOGOR, Pelangiaqiah.com – Tata Cara Aqiqah Sesuai Sunnah.

Sudah tau kah para bunda/ayah tata cara melakukan aqiqah sesuai sunnah?

Nah, kalau belum Yuk, simak lebih lanjut ..

Sebelum mengetahui tata cara aqiqah sesuai sunnah , kita harus tau dulu apasih pengertian dari aqiqah dan asal mula aqiqah.

PENGERTIAN AQIQAH

Direktur Rumah Fiqih Indonesia Ustaz Ahmad Sarwat MA dalam bukunya Fiqih Aqiqah (Persepektif Mazhab Syafi’iy) menjelaskan pengertian aqiqah menurut Imam Abu Bakr al-Bakri ad-Dimyati (w. 1310 H) rahimahullah yakni Aqiqah secara bahasa maknanya adalah rambut yang ada di kepala bayi ketika lahir.

Adapun secara istilah aqiqah adalah hewan yang disembelih untuk sang bayi pada saat rambut bayi tersebut dipotong. Salah satu hikmah adanya syariat aqiqah adalah untuk menampakkan rasa kegembiraaan, kenikmatan dan menyebarkan nasab.

ASAL MULA AQIQAH

Upacara aqiqah sebenarnya bermula dari Millah Nabi Ibrahim Alaihisalam bersama anaknya Nabi Ismail As. Ketika Nabi Ismail berusia 13 tahun dan Nabi Ibrahim 96 tahun atas dasar wahyu Allah, Nabi Ibrahim menyuruh Nabi Ismail menyembelih seekor kambing yang digembalakannya sebagai penebusan terhadap diri Ismail (akikah).

Domba yang disembelih merupakan yang terbaik. Pada saat yang sama, Nabi Ismail dikhitan. Aqiqah disandarkan pada tradisi agung Nabi Ibrahim dan Nabi Muhammad SAW.

Disebutkan bahwa Nabi Ibrahim diperintahkan untuk mengkurbankan Ismail untuk Ibrahim sendiri kepada Tuhan lalu Ibrahim dan Ismail tunduk pada perintah Tuhan dengan sabar. Akhirnya penyembelihan Ismail dibatalkan oleh Allah dengan menyatakan bahwa kurban Ibrahim secara hakiki sudah diterima Allah SAW.

Kemudian Allah menganugerahkan tebusan atas Ismail dengan seekor domba besar. Mengapa Allah SWT memerintahkan Ibrahim untuk menyembelih Ismail dan kemudian membatalkannya?

Saat itu, Nabi Ibrahim hidup pada masa penyimpangan pemikiran manusia yang mengorbankan manusia kepada Tuhan yang disembahnya sebagai sesaji.

Di Mesir, gadis cantik dipersembahkan untuk Dewa Sungai Nil. Di Kana’an, Irak bayi dipersembahkan untuk Dewa Baal dan di Meksiko, darah dan jantung manusia dipersembahkan untuk Dewa Matahari dan di Jawa ada upacara pancamakara yakni pengorbanan darah manusia bagi Sang Bhumi. Karena itu, pada masa Nabi Ibrahim AS, Allah SWt mengajarkan kepada manusia bahwa tidak diperbolehkan jiwa manusia dan darahnya dikorbankan sebagai sesaji kepada-Nya. Lambang berkurban kepada Allah diganti dengan hewan ternak yang sempurna.

Wallahu A’lam

Baca Juga Contoh Undangan Aqiqah Lewat WA Bisa di Edit Lewat Hp

Berikut Tata Cara Aqiqah Sesuai Sunnah Beserta Penjelasannya:

Memotong Hewan

Tata cara aqiqah terlebih dulu dengan menyembelih atau memotong hewan aqiqah. Bagi laki-laki dua ekor kambing dan bagi anak perempuan satu ekor yang persyaratannya sama dengan hewan kurban.

Hewan aqiqah boleh dengan kambing, sapi atau unta.

Namun umumnya Muslim di Indonesia memakai hewan kambing untuk aqiqah. Para ulama madzhab Syafiiy mensunnahkan bagi yang mengaqiqahi anaknya untuk ikut serta hadir menyaksikan proses penyembelihan hewan aqiqah. Sama seperti yang dilakukan pelangiaqiqah.com

Bagi penjagal hewan (penyembelih hewan) untuk membaca basmalah sebelum menyembelih aqiqah. Setelah membaca basmallah, kemudian membaca takbir (Allahu Akbar) dan disunnahkan pula membaca shalawat atas Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam.

Memasak Daging Aqiqah

Jika pada perayaan kurban, dagingnya disunnahkan untuk disedekahkan sebelum dimasak. Sedangkan pada aqiqah, dagingnya dimasak terlebih dulu baru disedekahkan.

Imam Nawawi dalam kitab al-Majmu’ Syarh al-Muhadzdzab menyebutkan mayoritas ulama syafiiyah mengatakan bahwa disunnahkan jangan membagikan daging aqiqah yang masih mentah, akan tetapi sebaiknya dimasak terlebih dahulu.

Membagikan dan Memakan Sebagian Daging Aqiqah

Daging aqiqah yang sudah dimasak disunnahkan dibagikan kepada tetangga sekitar sebagai bentuk rasa syukur atas kelahiran sang anak. Prinsip dasar dalam pembagian daging aqiqah sama seperti qurban. Siapa pun dia boleh menerimanya dan boleh ikut makan daging aqiqah tersebut.

Termasuk juga yang mengaqiqahi. Namun jika aqiqahnya adalah aqiqah yang sifatnya nadzar maka wajib disadaqahkan seluruh dagingnya kepada orang lain. Yang mengaqiqahi tidak boleh ikut makan daging aqiqah tersebut.  

Pembagian daging aqiqah yang sudah dimasak lebih afdhal diantarkan langsung masakan tersebut pada faqir miskinnya dari pada mereka undang datang ke rumah. Jika aqiqahnya termasuk aqiqah yang sunnah (bukan nadzar) maka disunnahkan bagi yang mengaqiqahi untuk mengambil bagian daging aqiqah tersebut.

Cara pertama bisa 1/3 untuk yang mengaqiqahi dan sisanya 2/3 untuk dishadaqahkan kepada siapa pun.

Atau cara kedua 1/3 untuk yang mengaqiqahi, 1/3 untuk Faqir Miskin dan 1/3 lagi untuk dihadiahkan kepada tetangga yang kaya raya.

Mencukur atau Memotong Rambut

Setelah penyembelihan hewan, selanjutnya upacara pemotongan rambut bayi dan diberikan nama yang sebaik-baiknya.

Pelaksanaan pemotongan rambut ini oleh Rasulullah SAW disunnahkan dilakukan pada hari ketujuh dari hari kelahiran. Hal ini menurut Jumhur Ulama memiliki status hukum sunnah muakkadah atau sunnah yang sangat dimutamakan (Semi wajib).

Mendoakan Bayi

Dalam madzhab Syafiiy selain ditahnik juga disunnahkan untuk mendoakan sang bayi yang baru lahir setelah ditahnik.

Hal ini dilakukan sebagaimana dulu Nabi SAW pernah mendoakan bayi yang baru lahir yaitu anaknya sahabat Abu Musa alAsyary. 

Oleh sebab itu dalam acara aqiqah biasanya sudah maklum diadakan pengajian atau pembacaan maulid Barzanji dan juga ada doa bersama. Hal ini boleh boleh saja dilakukan dan termasuk tradisi yang baik sesuai

dengan sunnah Nabi shalllallahu alaihi wasallam. Imam an-Nawawi (w. 676 H) rahimahullah dalam kitab al-Majmu’ Syarh al-Muhadzdzab menyebutkan bahwa: Disunnahkan untuk mentahnik bayi dengan kurma. Dari Abu Musa al-Asyary radhiyallahu anhu berkata: Aku membawa bayiku kepada Nabi shallallahu alaihi wasallam dan beliau beri nama Ibrahim, beliau mentahniknya dan mendoakan keberkahan untuknya. (Hadits riwayat al-Bukhari dan Muslim).

Memberi Nama Anak yang Baik

Para ulama Syafiiyah menganjurkan untuk pemberian nama bayi dilakukan pada hari ke 7. Yaitu bersamaan dengan aqiqah dan dicukur rambutnya. Namun diperbolehkan juga memberi nama bayi sebelum hari ke 7 atau bahkan setelah hari ke 7.

Namun yang afdhal adalah memberi nama bayi di hari ke 7. Imam an-Nawawi (w. 676 H) rahimahullah dalam kitab al-Majmu’ Syarh al-Muhadzdzab menyebutkan bahwa: “Para ulama Syafiiyah mengatakan: disunnahkan memberi nama bayi di hari ke 7, boleh juga sebelumnya atau sesudahnya.

Dari Samrah bin Jundub radhiyallahu anhu , sesungguhnya Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: Setiap bayi itu tergadaikan dengan aqiqahnya, disembelihkan aqiqah dihari ke 7, dicukur rambutnya dan diberi nama. (HR. Abu Dawud, atTirmidzi, an-Nasai, Ibnu Majah dan lainnya dengan sanad yang shahih).

Nahh, gimana bun? Sudah sesuai kah kita melaksanakan aqiqah nya? Komen dibawah yuk!

Pengalaman bunda apa yang didapat ketika ingin melaksanakan aqiqah?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *